Powered By Blogger

Sunday, February 19, 2017

Biologi Lingkungan dan Bioteknologi

1. ILMU EKOLOGI                                           
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).[1] Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.

2. Konsep Ekosistem
Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat  yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan itu terjadi oleh adanya materi dan energi yang terkendalikan oleh arus informasi  antara komponen dalam ekosistem itu. Masing-masing komponen itu mempunyai fungsi atau relung. Selama masing-masing komponen itu melakukan fungsinya dan bekerja sama dengan baik, keteraturan ekosistem itu pun terjaga. Keteraturan ekosistem menunjukkan, ekosistem tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu. Keseimbangan itu tidaklah bersifat statis, melainkan dinamis. Artinya, ia selalu berubah-ubah dan perubahan itu bisa terjadi secara alamiah ataupun karena perbuatan manusia.

Arti Ekosistem
Istilah ekosistem pertama kali diusulkan oleh seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris bernama A. G. Tansley pada tahun 1935. Beberapa penulis lain telah menggunakan istilah berbeda, tetapi maksudnya sama dengan ekosistem, misalnya:
Tahun 1877 seorang ahli ekologi bangsa Jerman bernama Karl Mobius telah menulis tentang komunitas organisme dalam batu karang, dan menggunakan istilah yang mempunyai makna yang sama dengan ekosistem yaitu biocoenosis (biokoenosis).
Tahun 1887 seorang ahli ekologi berkebangsaan Amerika bernama S. A. Forbes telah menulis karangan kuno tentang danau, dan menggunakan istilah yang mempunyai makna sama dengan ekosistem, yaitu microcosm (mikrokosm).
Tahun 1930, Friederichs menggunakan istilah holocoen (holokoen).
Tahun 1939, Thienemann menggunakan istilah biosystem (biosistem).
Tahun 1944, Vernadsky menggunakan istilah bioenert/ body.
Berikut   ini beberapa defenisi mengenai ekosistem:
Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup (UULH) ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh meneluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Unsur-Unsur lingkungan hidup baik unsur biotik maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun benda mati, semuanya tersusun sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang masing-masing tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling berhubungan, saling mempengaruhi, saling berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan.
Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (abiotik dan biotik) dan di antara keduanya saling mempengaruhi.
Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi.
Komponen Ekosistem

Semua ekosistem, baik ekosistem terestrial (daratan) maupun akuatik (perairan) terdiri atas komponen-komponen yang dapat dikelompokkan berdasarkan segi tropik atau nutrisi dan segi struktur dasar ekosistem.

Berdasarkan atas segi struktur dasar ekosistem maka komponen ekosistem terdiri atas dua jenis sebagai berikut:
Komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya binatang, tumbuhan, dan mikroba.
Komponen abiotik (komponen benda mati), misalnya air, udara dan tanah.
Berdasarkan segi trofik atau nutrisi maka komponen biotik dalam ekosistem terdiri atas dua jenis sebagai berikut.
Komponen autotrofik , yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri berupa bahan organik berasal dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan klorofil dan energi utama berupa radiasi matahari. Organisme yang termasuk dalam komponen ini adalah golongan tumbuhan.
Komponen heterotrofik, yaitu organisme yang hidupnya selalu memanfaatkan bahan organik sebagai bahan makanannya, sedangkan bahan organik yang dimanfaatkan itu disediakan oleh organisme lain. Jadi, komponen heterotrofik memperoleh bahan makanan dari komponen autotrofik, kemudian sebagian anggota komponen ini akan menguraikan bahan organik kompleks ke dalam bentuk bahan anorganik yang sederhana. Dengan demikian, binatang, jamur, jasad renik termasuk ke dalam golongan komponen heterotrofik.
Berdasarkan dari segi penyusunnya, omponen ekosistem terdiri atas:
Komponen abiotik (benda mati), yaitu komponen fisik dan kimia ang terdiri atas tanah, udara, air, sinar matahari dan lain sebagainya.
Komponen produsen, yaitu organisme autotrofik yang pada umumnya berupa tumbuhan hijau. Produsen menggunakan energi radiasi matahari dalam proses fotosintesis, sehingga mampu mengasimilasi CO2 dan H2O menghasilkan energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat. Komponen konsumen, yaitu organisme heterotrofik misalnya bianatang dan manusia yang makan organisme lainnya. Konsumen dapat digolongkan menjadi:
konsumen pertama, yaitu binatang  yang makan tetumbuhan hijau
konsumen kedua adalah golongan karnivora kecil dan omnivora.
konsumen ketiga, golongan karnivora besar
mikrokonsumen adalah tumbuhan atau binatang yang hidupnya sebagai parasit maupun saproba.
Komponen pengurai, yaitu mikroorganisme yang hidupnya bergantung kepada bahan organik dari organisme mati. Berdasarkan atas tahap dalam proses penguraian bahan organik dari organisme mati maka organisme pengurai terbagi atas dekomposer dan transformer. Dekomposer, yaitu mikroorganisme yang menyerang bangkai hewan dan sisa tumbuhan mati, kemudian memecah bahan organik kompleks ke dalam ikatan yang lebih sederhana, dan proses dekomposisi itu disebut humifikasi yang menghasilkan humus.Transformer, yaitu mikroorganisme yang meneruskan proses dekomposisi dengan mengubah ikatan organik sederhana ke dalam bentuk bahan anorganik yang siap dimanfaatkan lagi oleh produsen dan proses dekomposisi itu disebut minerealisasi yang menghasilkan zat hara.
 Keseimbangan dalam Ekosistem

Ekosistem mempunyai keteraturan, berwujud sebagai kemampuan untuk memilhara diri-sendiri, mengatur sendiri, serta mengadakan keseimbangan kembali. Oleh karena itu dalam sistem kehidupan ada kecenderungan untuk melawan perubahan atau usaha agar berada dalam suatu keseimbangan (homeostatis). Homeostatis ini merupakan kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.

Kondisi ekosistem dalam keseimbangan (homeostatis) mempunyai arti bahwa ekosistem itu telah mantap atau telah mencapai klimaks, sehingga ekosistem mempunyai daya tahan yang besar untuk menghadapi  berbagai gangguan yang menimpanya.

Berkaitan dengan daya tahan ekosistem seperti tersebut, di dalam ekologi terdapat istilah yang dikenal dengan daya lenting. Daya lenting merupakan sifat suatu ekosistem yang memberikan kemungkinan ekosistem tersebut pulih kembali ke keseimbangan semula setelah mengalami gangguan. Kendatipun suatu ekosistem memiliki daya lenting yang besar, akan tetapi pada umumnya batas mekanisme keseimbangan dinamis masih dapat ditembus oleh kegiatan manusia.

Habitat dan Relung

Habitat adalah tempat hidup makhluk hidup. Misalnya ikan mas habitatnya di air tawar, pohon bakau mempunyai habitat di pantai yang berlumpur dan tanah salinitas dan membutuhkan arus yang tenang. Setiap makhluk hidup mempunyai habitat yang sesuai dengan kebutuhannya. Apabila terjadi gangguan atau perubahan yang cepat makhluk tersebut mungkin akan mati atau pergi mencari habitat lain yang cocok. Misalnya, jika terjadi arus terus-menerus di pantai habitat bakau, dapat dipastikan bakau tersebut akan mati. tetapi jika terjadi perubahan secara perlahan, lama kelamaan makhluk hidup tersebut akan berusaha melakukan penyesuaian diri (adaptasi) yang memungkinkan terjadinya jenis baru dari makhluk tersebut. Habitat dapat disebut alamat makhluk hidup dan setiap makhluk hidup dapat mempunyai lebih dari satu habitat.

Relung atau niche merupakan cara hidup makhluk hidup dalam habitatnya. Seperti burung ada yang memakan serangga, buah maupun biji. Relung suatu organisme ditentukan oleh tempat hidupnya dan oleh berbagai fungsi yang dikerjakannya sehingga dikatakan sebagai profesi organisme dalam habitatnya. Berbagai organisme dapat hidup bersama dalam satu habitat. akan tetapi, jika dua atau lebih organisme mempunyai relung yang sama dalam satu habitat maka akan terjadi persaingan. Makin besar kesamaan relung dari organisme-organisme yang hidup bersama dalam satu habitat maka akan intensif persaingannya.

3.            Terbentuknya perubahan ekosistem lingkungannya dapat disebabkan oleh proses alam maupun disengaja oleh manusia. Proses alam dapat berupa perubahan geografi, hidrologi, klimatologi, dll. Sedangkan perubahan akibat ulah manusia sangat berkaitan dengan adanya pertanian, kehutanan, perikananmaupun tingkat demografi pendudukyang selalu dinamis. Pada saat sekarang, dimna lingkungan mengalami mengalami degrdasi kerusakan, maka ilmu ilmu tersebut sangat diperlukan dalam mengatasi masalah lingkungan.
                Sebelum diketahui penyebab dari permasalahan lingkungan. Misalnya perlu dipelajari dulu aspek ekonomi, sosial, dll. Sehingga dapat ditentukan bagaimana penanggulangannya.
                Ilmu kimia dan fisika juga merupakan salahsatu ilmu dasar dalam dalam mempelajari lingkungan. Kimia dan fisika diperlukan dalam mempelajari aspek karakteristik dari medium udara, air maupun tanah. Terlebih lagi dalam membicarakan aspek lingkungan yang sangat berkaitan dangan kimia terutama bahan-bahan kimia yang berinteraksi dengan bahan kimia lain yang berada di lingkungan. Bahan kimia tersebut dapat berinteraksi dengan biota yang ada di lingkungan sekitar sehingga perlu dipelajari juga tentang biologi lingkungan. Oleh sebabitu ingkungan menjadi sangat kompleks dan dan diperlukan pakar ilmu lain dalam membicarakan masalah lingkungan

4. Pengertian keseimbangan lingkungan: kemampuan lingkungan untuk mengatasi tekanan dari alam maupun dari aktiitas manusia, serta kemampuan lingkungan dalam menjaga kestabilan hidupnya.
Pernahkah terpikir olehmu mengapa bencana alam seperti banjir dan tanah longsor demikian sering terjadi? Manusia tanpa sadar mengeksploitasi lingkungannya tanpa memperhatikan aspek kelestariannya. Perambahan kawasan hutan bakau telah menyebabkan banjir yang rutin dating bersama periode pasang surut pantai. Penebangan pohon di bukit-bukit telah menyebabkan tanah longsor.



5. Macam macam permasalahan lingkungan :
Permasalahan Air
  • Permasalahan Sungai
Sungai-sungai di Indonesia memiliki peranan penting bagi kehidupan, yaitu sebagai sarana irigasi, sumber air minum, keperluan industri, dan lain-lain. Tetapi dalam kurun waktu lima tahun ini, kualitas air telah mengalami penurunan. Hal itu disebabkan sebanyak 64 dari 470 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia dalam keadaan kritis. Pendangkalan sungai terjadi di mana-mana. Selain itu, sungai di Indonesia banyak yang tercemar oleh berbagai limbah di antaranya:
    • Limbah domestik, yaitu limbah rumah tangga berupa detergen, tinja, dan sampah yang sengaja dibuang ke sungai.
    • Limbah Industri berupa berbagai zat kimia dan logam berat yang berbahaya dan beracun.
    • Limbah pertanian seperti sisa pestisida dan pupuk.
    • Racun dari kegiatan penangkapan ikan yang terlarang.
  • Pencemaran Air Tanah
Perumahan di kota-kota padat di Indonesia  banyak yang menggunakan sumur tanah sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari, menggantikan peran PAM. Akan tetapi, air tanah dari sumur-sumur tersebut mengandung bakteri Fecal colicoliform, serta mineral-mineral seperti besi yang melebihi baku mutu. Sumber pencemaran tersebut berasal dari tempat penampungan tinja penduduk (septic tank). Akibatnya, kondisi air berwarna kuning dan berbau. Hal ini bisa saja tidak terjadi jika jarak antara septic tank dengan sumur lebih dari 10 meter. Tapi karena kota merupakan kawasan padat, hal ini menjadi sulit diimplementasikan dan terjadilah pencemaran air tanah.
Selain itu, pembuangan limbah industri yang berdekatan dengan sumur penduduk juga menyebabkan air tanah tercemar. Air tanah di kota-kota besar yang dekat pantai (seperti Jakarta) juga tercemar oleh air asin (air laut) karena penyedotan air tanah secara besar-besaran oleh industri dan berbagai bangunan besar. Karena air tanah sudah banyak tersedot, akhirnya di rongga bekas air tanah tadi air laut merembes dan mengurangi kualitas air tanah yang disedot oleh kota.
Pencemaran air memberikan dampak sebagai berikut.
  1. Musnahnya berbagai jenis ikan dan terjadi kerusakan pada tumbuhan air. Dampak lebih lanjut yang terjadi adalah terganggunya ekosistem yang pada saatnya pasti akan merugikan manusia sendiri.
  2. Air sungai yang terkontaminasi mengancam kesehatan penduduk di sepanjang DAS karena menjadi sumber berbagai penyakit.
  3. Terjadinya banjir di musim hujan.
  4. Bau menyengat dari limbah pabrik.
  5. Terjadinya kelangkaan air bersih.
  6. Terjadinya blooming algae, suatu keadaan ketika air sungai dan danau ditutupi oleh ganggang yang menyebabkan matinya biota bawah air. Blooming algae disebabkan oleh banyaknya pupuk yang terlarut dalam air
  7. Limbah dari sungai yang terbawa ke laut akan mencemari biota laut, sehingga turut membawa petaka bagi manusia yang mengonsumsinya. Sebgai contoh penyakit Minamata di Jepang, suatu penyakit yang terjadi di daerah Minamata yang disebabkan oleh menumpuknya logam berat dalam tubuh ikan laut yang dikonsumsi orang-orang.
Upaya penganggulangan pencemaran air dapat dilakukan dengan  langkah berikut.
  1. Membatasi. Limbah harus diminimalisir dan kalau bisa didaur ulang. Jika tidak bisa didaur ulang, limbah harus dinetralisir agar tidak mencemari lingkungan.
  2. Mengawasi. Masyarakat dan lembaga-lembaga swadaya harus turut mengawasi dan menjaga pelestarian air.
  3. Mengendalikan. Pelaksanaan undang-undang lingkungan hidup harus tegas, para pelanggar harus diganjar dengan sanksi yang sesuai.

Permasalahan Sampah
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat mengakibatkan tingkat konsumsi masyarakat juga bertambah banyak. Hal ini memberi kontribusi langsung pada meningkatnya volume sampah yang tidak diimbangi oleh upaya penanggulangannya. Hal ini menyebabkan banyak terjadi permasalahan lingkungan hidup. Sebut saja linkungan menjadi kotor, jorok, bau, dll.
Beberapa langkah untuk menanggulangi permasalahan sampah di Indonesia di antaranya berikut ini.
  • Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) untuk mengelola sampah. Lokasinya harus jauh dari permukiman penduduk.
  • Penerapan prinsip 4R: replace (mengganti), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang).
  • Penempatan bak sampah yang terpisah antara oraganik dan anorganik sehingga mempermudah pengelolaannya.
  • Memproduksi dan memasyarakatkan peralatan untuk mendaur ulang sampah.
  • Mengadakan kerja bakti secara berkala.
Permasalahan Hutan
Pola konsumsi masyarakat kian meningkat terutama yang berhubungan dengan hasil hutan. Kebutuhan akan kertas, mebel, dan bahan bangunan telah meningkat tajam. Hal ini dapat menguras keberadaan hutan produksi. Sebenarnya kita pun sering merusak hutan. Dengan membuang-buang kertas atau memakainya secara berlebihan, kita turut andil dalam mendorong para penebang hutan liar melaksanakan aksinya.
Berdasarkan data BPS tahun 2004, luas hutan yang telah rusak maupun kritis telah mencapai 59 juta hektar. Rata-rata terjadi pengurangan luas hutan 1,6 juta hektar per tahun.
Kerusakan hutan telah berakibat buruk pada kehidupan, seperti tanah longsor, banjir, hilangnya banyak spesies hewan dan tumbuhan, tanah tandus dan tidak produktif, kekeringan, pemanasan global, dll. Kelestarian hutan Indonesia perlu dilakukan dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut.
  1. Melakukan reboisasi.
  2. Jika ingin menebang kayu, lakukan sistem tebang pilih.
  3. Masyarakat, lembaga swadaya, dan pemerintah harus mengawasi dan menjaga hutan.
  4. Memberikan sanksi berat bagi penebang hutan liar.
Permasalahan Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai merupakan ekosistem yang memiliki kekayaan alam beragam karena merupakan pertemuan antara wilayah darat dan wilayah laut. Berbagai jenis makhluk hidup dapat ditemukan di pantai. Di daerah pantai dapat ditemukan hutan bakau, terumbu karang, dan tentu saja pasir pantai

Hutan bakau dapat dijadikan bahan baku pembuatan mebel. Terumbu karang merupakan kawasan yang indah, namun sayang sering ada tangan-tangan jahil yang mencopoti terumbu karang untuk dijual. Adapun pasir pantai dapat dijadikan bahan bangunan. Pengerukan sumber daya alam pantai secara berlebihan dapat membuat pantai menjadi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ekosistem pantai akan hancur
Untuk mengurangi dampak rusaknya ekosistem pantai, perlu dilakukan langkah berikut.
  1. Reboisasi hutan bakau.
  2. Dibuat peraturan yang membatasi penambangan pasir.
  3. Masyarakat terutama nelayan ikut berperan aktif dalam menjaga daerah pesisir pantai.
  4. Pemberian tanggung jawab untuk konservasi hutan di sepanjang pantai bagi pengusaha yang bergerak di bidang wisata bahari.


6. Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.

A. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Penyebab
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
a.      Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
b.      Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
c.       Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
d.      Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum

Akibat
a.      Dapat menyebabkan banjir
b.      Erosi
c.       Kekurangan sumber air
d.      Dapat membuat sumber penyakit
e.       Tanah Longsor
f.       Dapat merusak Ekosistem sungai
B.  Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Sumber Polusi Udara
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. [Karbon monoksida]adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam [smog fotokimia] adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan [pemanasan global yg mempengaruhi;
 Kegiatan manusia.
a.       Transportasi
b.      Industri
c.       Pembangkit Listrik
d.      Gas buang pabrik
Sumber Alami
a.       Gunung berapi
b.      Rawa-rawa
c.       Kebakaran hutan
d.      Nitrifikasi Biologi
Dampak
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik. Memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global :
a.    Pencairan es di kutub
b.   Perubahan iklim regional dan global
c.    Perubahan siklus hidup flora dan fauna
Kerusakan Lapisan Ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
C. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Air raksa dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular .
D. Pencemaran Suara
Pencemaran suara adalah keadaan dimana masuknya suara yang masuk terlalu banyak sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan manusia. Pencemaran suara cukup menjadi ancama serius bagi kualitas lingkungan. Sumber pencemaran suara adalah kebisingan, yaitu bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia. Bunyi disebut bising apabila inetensitasnya telah melampaui 50 desibel. Suara dengan intensitas tinggi, seperti yang dikeluarkan oleh banyak mesin industri, kendaraan bermotor, dan pesawat terbang bila berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu manusia, bahkan menyebabkan cacat pendengaran yang permanen.
7. Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.


8. Sejarah Bioteknologi
Hobbelink (1988) menyatakan bahwa bioteknologi sebagai suatu teknologi sebenarnya bukanlah hal baru.  Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan birroti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19. Prinsip dasar upaya pembuatan makanan tersebut pada umumnya sama, yaitu sejumlah bahan dasar didedahkan (exposure) ke jasad renik tertentu yang akan mentransformasikan bahan dasar (anggur, barley, susu atau gandum) menjadi produk yang diinginkan. Selain pembuatan bir, bioteknologi juga diterapkan pada proses pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian dan pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksinantibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal (Defri, 2008).
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi, misalnya teknologi yang berkaitan dengan rekayasa genetikakultur jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk, dan kloning. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.  Kini, bioteknologi modern dapat menghasilkan produk-produk yang bersumber dari sel (cellular product) dan dapat dilakukan melalui transformasi biologis (biotransformation). Terlebih lagi bioteknologi  modern dalam prosesnya dapat  dipengaruhi serta dikendalikan sepenuhnya oleh manusia sebagai pelakunya (Defri, 2008).

B.     Periode Perkembangan Bioteknologi
Perkembangan bioteknologi dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
1.      Periode bioteknologi tradisional (bioteknologi konvensional)
Pada periode ini, merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim. Proses pembuatan makanan dengan teknik konvensional ini masih sangat sederhana dan hanya dilakukan dalam skala kecil. Manusia belum melakukan penelitian secara ilmiah bahwa pada peristiwa fermentasi yang mengubah bahan dasar menjadi bahan makanan yang lebih tahan lama, merupakan hasil dari proses metabolisme mikroorganisme. Pada periode ini, belum ada penelitian mengenai fenomena yang terjadi, karena semua berawal dari ketidaksengajaan.
Periode ini ditandai dengan adanya peristiwa sebagai berikut:
Ø  Pada masa 8000 SM, bangsa Babilonia, Mesir dan Romawi telah mengenal cara bercocok tanam yang baik dengan cara pengumpulan dan pemilihan benih untuk ditanam. Selain itu, di bidang peternakan, mereka telah mengembangbiakkan hewan ternak secara selektif  untuk peningkatan kualitas ternak.
Ø  Pada masa 6000 SM, manusia mengetahui cara membuat minuman bir dan anggur menggunakan teknik fermentasi. Selain itu, juga membuat roti dengan bantuan ragi.
Ø  Pada masa 4000 SM, bangsa Tionghoa telah membuat yogurt dan keju dari susu dengan bakteri asam laktat.
Ø  Pada masa 1500 SM, bangsa Aztec memanfaatkan gangga sebagai sumber makanan (Anonim, 2010).

2.      Periode bioteknologi ilmiah
Pada perkembangan bioteknologi selanjutnya, manusia mulai menyadari bahwa fenomena yang terjadi pada proses fermentasi tidak terjadi dengan sendirinya. Oleh karena itu, rasa ingin tahu mendorong mereka untuk melakukan penelitian yang menggunakan prinsip-prinsip ilmiah.  
Periode bioteknologi ilmiah ditandai dengan munculnya banyak penelitian ilmiah dalam berbagai bidang, antara lain yaitu:
Ø  Pada tahun 1665, penemuan sel oleh Robert Hooke pada sayatan gabus yang diamati dengan mikroskop sederhana.
Ø  Pada tahun 1670, pemanfaatan mikroba dalam usaha penambangan tembaga di Rio Tinto, Spanyol
Ø  Pada tahun 1686, ditemukan lensa mikroskop yang lebih maju oleh Antony Van Leeuwenhoek yang dapat digunakan untuk melihat mikroba. Karena penemuannya tersebut, Antony menjadi manusia pertama yang melihat mikroba. Setelah penemuan lensa mikroskop tersebut, penelitian tentang mikroorganisme semakin berkembang pesat.
Ø  Tahun 1800, Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian yang komprehensif tentang perkembangbiakan hewan.
Ø  Tahun 1856 - 1865, Gregor Mendel mengawali penelitian genetika tumbuhan dengan menggunakan tanaman kacang ercis. Pada akhirnya dari penelitian tersebut Mendel menemukan hukum pewarisan sifat induk pada turunannya.
Ø  Tahun 1870, ditemukannya mikroba dalam makanan dan minuman oleh Louis Pasteour, yang merupakan awal berkembangnya bidang mikrobiologi
Ø  Tahun 1890, ditemukannya alkohol yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor
Ø  Tahun 1897, ditemukannya enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol oleh Eduard Buchner
Ø  Tahun 1912 -- 1915, pada tahun inilah ditemukan teknik pengelolahan limbah dengan menggunakan mikroba. Selain itu, mulai ditemukan pula produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan bakteri
Ø  Tahun 1919, mulailah digunakan kata “bioteknologi” oleh seorang insinyur berkebangsaan Hongaria bernama Karl Ereky
Ø  Tahun 1928, merupakan tahun ditemukannya zat antibiotik “penisillin” oleh Alexander Fleeming
Ø  Tahun 1953, ditemukannya struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh Crick dan Watson
Ø  Pada tahun 1994, mulailah diproduksi penisillin dalam jumlah besar

3.      Periode bioteknologi modern
Perkembangan bioteknologi modern berdasarkan atas hasil penelitian ilmiah diketahui orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
Periode bioteknologi modern diawali dengan perkembangan pesat dalam bidang genetika, yaitu:
Ø  Teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restriksi oleh Dussoix dan Boyer. Adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong DNA pada posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan potongan DNA lain yang dikenal dengan teknik DNA rekombinan.
Ø  Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, pada tahun 1976 dimulai  program bahan bakar alkohol dari Brazil dan teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal.
Ø  Pada tahun 1980, Rank Hovis Mc. Dougall diberikan izin untuk memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi oleh manusia.
Ø  Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982. Insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly Company.
Ø  Pada tahun 2000-2005, proyek genom manusia dimulai dan berhasil dilakukan, sehingga peta genom manusia dapat dibuat secara utuh. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup (Anonim, 2008).

9.            Bioteknologi konvensional (tradisional) merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Bioteknologi konvensional ditandai dengan penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum adanya penggunaan enzim.
                Bioteknologi modern adalah sejumlah teknik yang melibatkan manipulasi yang disengaja gen, sel-sel dan jaringan hidup dengan cara yang dapat diprediksi dan dikendalikan untuk menghasilkan perubahan dari suatu organisme atau menghasilkan jaringan Modern. Bioteknologi modern dimulai dengan 1953 penemuan struktur asam deoksiribonukleat (DNA) dan cara informasi genetik diturunkan dari generasi ke generasi. Penemuan ini meletakkan dasar untuk transisi dari tradisional ke bioteknologi modern. Contoh teknik ini meliputi: teknik DNA rekombinan (rDNA atau rekayasa genetika), kultur jaringan dan mutagenesis.

10. Contoh Bioteknologi Tradisional
Hanya memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alcohol,asam asetat,gula atau bahan makanan seperti kecap dan tuak. Mikroorganisme yang dimanfaatkan berupa bakteri dan jamur.
·         Pembuatan tempe
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang mengguanakan beberapa jenis kapang Rhizopus,seperti Rhizopus oligospurus,Rh.oryzae,Rh.arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai ragi tempe.
·         Pembuatan yoghurt
Yoghurt adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja,termasuk sari kacang kedelai. Fermentasi gula susu(laktosa) menghasilkan asam laktat yang berperan dalam protein susu untuk menhgasilkan tekstur seperti gel dan aroma unik pada yoghurt.
·         Pembuatan nata de coco
Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian,bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut,akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya Nampak padat berwarna putih hingga transparan,yang disebut sebagain nata.
·         Pembuatan keju
Keju adalah makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu yang disebut rennet. Hasil dari proses tersebut nantinya akan dikeringkan,diproses dan diawetkan dengan berbagai macam cara.
·         Pembuatan tapai
Tapai atau tape adalah kudapan yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan pangan berkarbohidrat sebagai substrat oleh ragi. Ragi untuk fermentasi tapai merupakan campuran beberapa mikroorganisme terutama fungi(kapang dan jamur),seperti Saccharomyces cerevisiae,Rhizopus oryzae,Endomycopsis burtonii,Mucor sp,Candidia utilis,Saccharomycopsis fibuligera dan diococcus sp. Namun tidak tertutup kemungkinan jenis lain juga terlibat. Tapai hasil fermentasi dengan ragi yang didominasi S.

11. Contoh Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah untuk memperoleh produk barang dan jasa. Dalam bioteknologi modern digunakan mikroorganisme atau bagian-bagian makhluk hidup untuk meningkatkan nilai tambah suatu bahan.
·         Bibit tanaman yang seragam
Diperoleh dengan melalui teknik kultur jaringan,melalui teknik ini dapat dihasilkan/diproduksi bibit tanaman yang seragam dalam jumlah besar. Beberapa contoh tanaman yang telah dihasilkan melalui kultur jaringan antara lain: Papaver somniferum(menghasilkan kodein,untuk penghilang rasa nyeri), Jasminum sp(menghasilkan jasmine,sebagai Parfum bahan aroma terapi.
·         Antibodi monoklonal
Merupakan sejenis antibody yang diproduksi dengan cara penggabungan(fusi) dua jenis sel yang sama atau berbeda. Dikenal juga dengan sebutan teknologi hibridoma/DNA rekombinan.
·         Bayi tabung
Hasil fertlisasi secara in vitro. Ovum dan sperma dipertemukan dalam sebuah “wadah” sehingga terjadi pembuahan.
·         Hewan transgenik
Hasil rekayasa genetic yang memiliki sifat/kemampuan berbeda dengan hewan biasa. Misalnya menghasilkan air susu yang mengandung factor anti hemofil.
·         Domba dolly
Hasil kloning yaitu transfer inti sel autosom(diploid) kedalam ovum(haploid) yang telah diambil inti telurnya.

12. Dampak Positif Dan Negatif Bioteknologi
Adapun dampak positif dan negatif dari bioteknologi adalah sebagai berikut:
Dampak positif bioteknologi.
Beberapa dampak positif dari adanya bioteknologi, adalah :
·         Meningkatnya sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman, misalnya   tanaman transgenik kebal hama.
·         Meningkatnya produk-produk ( baik kualitas maupun kuantitas ) pertanian , perkebunan, peternakan maupun perikanan. Dengan temuan bibit unggul.
·         Meningkatnya nilai tambah bahan makanan. Pengolahan bahan makanan tertentu, seperti air susu menjadi yoghurt, mentega, keju.
·         Membantu proses pemurnian logam dari bijihnya pada pertambangan logam
( biohidrometalurgi )
·         Membantu manusia mengatasi masalah-masalah pencemaran lingkungan, Seperti : bacteri pemakan plastik dan parafin, bacteri penghasil bahan plastik biodegradable,
·         Membantu manusia mengatasi masalah sumber daya energi. Misalnya : bioethanol, biogas
·         Membantu dunia kedokteran dan medis mengatasi penyakit-penyakit tertentu. Misalnya : penyakit kelainan genetis dengan  terapi gen, hormon insulin, antibiotik, antibodi monoklonal, vaksin.
·         Mengatasi masalah pelestarian species langka dan hampir punah. Dengan teknologi transplantasi nukleus, hewan / tumbuhan langka bisa dilestarikan dan lain sebagainya.

Dampak negative bioteknologi.
Beberapa dampak negative akibat timbulnya bioteknologi, adalah :
·         Munculnya pencemaran biologis, berupa penyebaran organisme transgenik yang tak terkendali.
·         Gangguan keseimbangan ekosistem akibat perubahan dinamika populasi.
·         Kerusakan tatanan sosial masyarakat , ketika cloning pada manusia tidak terkendali.
·         Tersingkirnya berbagai plasma nutfah alami / lokal. Flora dan fauna lokal "terdesak" oleh kehadiran flora dan fauna transgenik.
·         Menimbulkan pertentangan berkepanjangan antara tokoh ilmuwan bioteknologi dengan tokoh-tokoh kemanusiaan dan agama.
·         Timbulnya reaksi alergi pada manusia yang mengkonsumsi tanaman / hewan transgenik

·         Munculnya penyakit-penyakit baru dan kerentanan terhadap penyakit akibat pemanfaatan tanaman / hewan transgenic.

No comments:

Post a Comment